Rabu, 08 Juni 2016

ANALISIS IMBUHAN PREFIKS PADA ARTIKEL DALAM SURAT KABAR RADAR TEGAL EDISI SENIN 23 MEI 2016


Description: Description: https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRsgxC7sVHaZTDm0WVQSGKNSxVMPt7zjULbLwwwtCbjrbueIsWxJA


ANALISIS IMBUHAN PREFIKS PADA ARTIKEL DALAM SURAT KABAR RADAR TEGAL EDISI SENIN 23 MEI 2016
Disusun untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Kapita Selekta
Dosen pengampu : Khusnul Khotimah


Disusun Oleh :
                                  NAMA             : SERLI RIZKI TRIMULYATI 
    NPM               : 1513500073 
KELAS           : 5D/PBSID


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sudah diketahui bahwa untuk memperkaya bentuk gramatikalnya, bahasa Indonesia menyerap sejumlah kata dasar dan kata bentukan. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan, seperti pada saat membaca sebuah artikel pada surat kabar, pembaca akan mendapatkan berbagai informasi melalui kata-kata yang disampaikan. Kata-kata yang disampaikan bermacam-macam bentuknya, seperti kata dasar maupun kata yang sudah mendapat bentukan. Dengan keberagaman kata tersebut pembaca dapat membedakan satu persatu arti dari kata-kata tersebut, sehingga informasi yang didapatkan benar adanya. Kata bentukan yang terjadi disebabkan karena adanya proses afiksasi.
Menurut Chaer dalam Ma’ruf (2012:3) afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar, afiksasi adalah proses penambahan afiks pada sebuah kata dasar berupa morfem terikat dan dapat ditambahkan pada awal kata. Imbuhan dalam hal ini berperan untuk menekankan arti yang sebenarnya, sehingga dalam penyampaian informasi menjadi baik dan benar. Afiksasi atau pengimbuhan dalam bahasa meliputi pemberian awalan (prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), imbuhan gabungan (simulfiks), imbuhan terbelah (konfiks), atau kombinasinya (Arifin dan Junaiyah, 2009:10). Dalam makalah ini, penulis memilih salah satu bentuk imbuhan untuk menjadi bahan penelitian, yaitu imbuhan awalan (prefiks) yang berarti imbuhan yang diletakkan di depan bentuk dasar.
Dengan demikian, penulis akan membahas mengenai penggunaan imbuhan awalan (prefiks) dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal edisi Senin, 23 Mei 2016.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut:
1.      Bentuk imbuhan prefiks apa saja yang terdapat dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal?
2.      Apa fungsi penggunaan imbuhan prefiks yang terdapat dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal?
3.      Bagaimana analisis imbuhan prefiks dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui bentuk imbuhan prefiks yang terdapat dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal.
2.      Mengetahui fungsi penggunaan imbuhan prefiks yang terdapat dalam artike pada surat kabar Radar Tegal.
3.      Mengetahui analisis imbuhan prefiks dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal.

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini digunakan untuk memahami bidang kajian morfologi khususnya mengenai afiksasi.
2.      Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian dapat memberikan masukan bagi media massa mengenai bentuk-bentuk afiksasi khususnya imbuhan awalan (prefiks) yang terdapat pada surat kabar. Dengan pembelajaran penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai pemahaman sebuah pengimbuhan (afiksasi).
                                                                         
BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Afiks dan Afiksasi
Richards dalam Putrayasa (2008:5) mengemukakan bahwa afiks merupakan bentuk terikat yang ditambahkan pada awal, akhir atau tengah kata. Ahli lain mengatakan, afiks adalah bentuk terikat yang jika ditambahkan pada bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksana dalam Putrayasa, 2008:5). Maka dapat disimpulkan bahwa afiks adalah imbuhan yang disisipkan disebuah kata dasar atau bentuk leksikal penempatannya bisa di awal, di tengah, dan di akhir. Afiks atau imbuhan di dalam bahasa Indonesia mempunyai peran yang sangat penting kehadiran imbuhan pada sebuah dasar (kata) dapat mengubah bentuk, fungsi, kategori, dan makna dasar atau kata yang dilekatinya itu. Misalnya, kata datang (kata dasar) berbeda bentuk, fungsi, kategori, dan maknanya dari kata kedatangan.
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses morfologis yang mengubah sebuah leksem menjadi kata setelah mendapat afiks, yang dalam bahasa kita cukup banyak jumlahnya. Misalnya, kata membaca berasal dari leksem baca yang mengalami proses morfologis afiksasi dengan memperoleh afiks meng-. Kata dilihat berasal dari leksem lihat yang mengalami proses morfologis afiksasi dengan memperoleh afiks di- (Arifin dan Junaiyah, 2009:10). Menurut Yasin dalam Ma’ruf (2012:3) afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata. Dapat disimpulkan afiksasi merupakan sebuah proses penambahan afiks di dalam kata dasar dan penambahan afiks tersebut bisa saja menyebabkan pembubuhan pada kata dasar.

B.     Jenis-jenis Afiks
Dalam istilah linguistik, dikenal bermacam-macam afiks dalam proses pembentukan kata. Pembentukan kata itu menunjukan pertalian antara yang satu dengan yang lain secara teratur. Dengan kata lain, kata yang mengalami afiksasi mempunyai relasi makna yang konsisten.
Robins dalam Putrayasa (2008:7) mengemukakan, afiks dapat dibagi secara formal menjadi tiga kelas utama sesuai dengan posisi yang didudukinya dalam hubungan dengan morfem dasar. Jenis-jenis afiks tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Prefiks (awalan), yaitu afiks yang diletakkan di depan bentuk dasar.
Contohnya: meN-, ber-, ter-, pe-, per-, se-.
2.      Infiks (sisipan), yaitu afiks yang diletakkan di dalam bentuk dasar.
Contohnya: -el, -er, -em, dan –in-.
3.      Sufiks (akhiran), yaitu afiks yang diletakkan di belakang bentuk dasar.
Contohnya: -an, -kan, -i.

C.    Pembubuhan Prefiks
Menurut Putrayasa (2008:10) pembubuhan prefiks (awalan) diletakkan di depan bentuk dasar. Adapun macam-macam bentukan prefiks adalah sebagai berikut:
1.      Prefiks meN-
Dalam pembentukan kata, prefiks meN- mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kondisi morfem yang mengikutinya. Prefiks meN- dapat berubah menjadi me-, men-, meny-, meng-, menge-. Kaidah perubahan meN- tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Prefiks meN- berubah menjadi meng- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula dengan fonem /k/, /g/, /h/, /kh/, dan semua vokal (a,i,u,e,o). Fonem /k/ mengalami peluluhan.
b.      Prefiks meN- berubah menjadi me- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/, /r/, /y/, dan /w/.
c.       Prefiks meN- berubah menjadi men- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula dengan fonem /d/ dan /t/. Fonem /t/ mengalami peluluhan.
d.      Prefiks meN- berubah menjadi mem- jika diikuti oleh bentuk kata dasar yang bermula dengan fonem /b/, /p/, /f/. Fonem /p/ mengalami peluluhan.
e.       Prefiks meN- berubah menjadi meny- jika diikuti oleh bentuk kata dasar yang bermula dengan fonem /c/, /j/, /s/, /sy/. Fonem /s/ mengalami peluluhan.
f.       Prefiks meN- berubah menjadi menge- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bersuku satu.
2.      Prefiks peN-
Prefiks peN- mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Prefiks peN- dapat berubah menjadi pe-, pen-, pem-, peng-, peny-, dan penge-. Kaidah perubahan bentuk tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Prefiks peN- berubah menjadi peng- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula dengan fonem /k/, /g/, /h/, /kh/, dan semua vokal (a,i,u,e,o). Fonem /k/ mengalami peluluhan.
b.      Prefiks peN- berubah menjadi pe- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /y/, dan /w/.
c.       Prefiks peN- berubah menjadi pen- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula dengan fonem /d/ dan /t/. Fonem /t/ mengalami peluluhan.
d.      Prefiks peN- berubah menjadi pem- jika diikuti oleh bentuk kata dasar yang bermula dengan fonem /b/, /p/, /f/. Fonem /p/ mengalami peluluhan.
e.       Prefiks peN- berubah menjadi peny- jika diikuti oleh bentuk kata dasar yang bermula dengan fonem /c/, /j/, /s/. Fonem /s/ mengalami peluluhan.
f.       Prefiks peN- berubah menjadi penge- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bersuku satu.


3.      Prefiks ber-
Prefiks ber- mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Prefiks ber- dapat berubah menjadi be-, ber-, dan bel-. Kaidah perubahan bentuk tersebut adalah sebagai berikut:
a.      Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditempatkan pada bentuk dasar yang bermula dengan fonem /r/ atau bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/.
b.      Prefiks ber- tidak mengalami perubahan jika diempatkan pada bentuk dasar yang suku pertamanya tidak bermula dengan fonem /r/ atau suku pertamanya tidak mengandung /er/.
c.       Prefiks ber- berubah menjadi bel- jika diletakkan pada bentuk dasar ajar.
4.      Prefiks ter- dan di-
Prefiks ter- mempunyai alomorf ter- dan tel-. Bentuk tel- hanya terjadi pada kata-kata tertentu seperti telanjur dan telentang. Sedangkan prefiks di- tidak pernah mengalami perubahan bentuk ketika diletakkan dengan bentuk lain.
5.      Prefiks per-
Prefiks per- sangat berkaitan erat dengan prefiks ber-. Jika kata kerjanya ber- awalan ber- dan tidak pernah ditemukan dalam bentuk meN-, kata bendanya menjadi per-.
6.      Prefiks ke-
Prefiks ke- tidak mengalami perubahan bentuk pada saat digabungkan dengan bentuk dasar. Hal yang perlu diperhatikan adalah perbedaa antara ke- sebagai prefiks dan ke- sebagai kata depan. Ke- sebagai kata depan kedudukannya sama dengan kata depan di dan dari. Oleh karena itu, sebagai kata depan penulisannya dipisahkan.
7.      Prefiks se-
Prefiks se- berasal dari kata sa yang berarti satu, tetapi karena tekanan struktur kata, vokal a dilemahkan menjadi e. Bentuk awalan se- tidak mengalami perubahan atau variasi bentuk.
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan artikel yang sudah penulis teliti, terutama mengenai pembentukan kata melalui afiksasi khususnya imbuhan awalan (prefiks). Maka hasil penelitian adalah sebagai berikut:
A.    Bentuk Prefiks
Bentuk prefiks yang penulis temukan dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal edisi Senin, 23 Mei 2016, sebagai berikut:
1.      Pada artikel yang berjudul “Begini Caranya Tetap Langsing Meski Makan Banyak” telah ditemukan bentukan prefiks yaitu:
·         Prefiks meN- yang berubah menjadi men-, meng-, mem-, me-, terdapat pada kata mencicip, mengganti, membantu, membentuk, melawan, membuat.
·         Prefiks ber- yang berubah menjadi ber- dan be-, terdapat pada kata bergaya, berolahraga, beragam, berbagai.
·         Prefiks peN- yang berubah menjadi pe- dan pen-, terdapat pada kata pelatih, penulis.
·         Prefiks ter- yang tetap menjadi ter-, terdapat pada kata terutama, terlebih.
·         Prefiks per- yang tetap menjadi per-, terdapat pada kata perminggu.
·         Prefiks se- yang melekat pada golongan lain dapat berupa kata benda, maupun kata sifat, terdapat pada kata sesuatu.

2.      Pada artikel yang berjudul “Lima Kiat Usir Kecemasan” telah ditemukan bentukan prefiks yaitu:
·         Prefiks meN- yang berubah menjadi men-, meng-, mem-, me-, terdapat pada kata membaca, menurun, menghirup, melambat.
·         Prefiks di- yang tetap menjadi di- terdapat pada kata dilanda, dipenuhi.
·         Prefiks ke- yang tetap menjadi ke- terdapat pada kata keluar, kedua.
·         Prefiks ter- yang tetap menjadi ter- terdapat pada kata terlihat.
·         Prefiks ber- yang berubah menjadi be-, ber- terdapat pada kata beberapa, berpikir, berulang.

B.     Fungsi Penggunaan Prefiks
Fungsi penggunaan imbuhan awalan (prefiks) yang penulis temukan pada artikel surat kabar Radar Tegal sebagai berikut:
1.      Artikel yang berjudul “Begini Caranya Tetap Langsing Meski Makan Banyak”.
·         Prefiks meN- yang berubah menjadi men-, meng-, mem-, me-, berfungsi untuk membentuk kata kerja, baik kata kerja transitif maupun intransitif.
·         Prefiks ber- yang berubah menjadi ber- dan be-, berfungsi untuk membentuk kata-kata yang termasuk ke dalam golongan kata kerja.
·         Prefiks peN- yang berubah menjadi pe- dan pen-, berfungsi untuk membentuk kata benda.
·         Prefiks ter- yang tetap menjadi ter-, berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif.
·         Prefiks per- yang tetap menjadi per-, berfungsi untuk membentuk kata kerja kausatif.
·         Prefiks se- melekat pada golongan lain dapat berupa kata benda, maupun kata sifat, yang berfungsi untuk membentuk kata benda, kata sifat, dan golongan kata lain.

2.      Artikel yang berjudul “Lima Kiat Usir Kecemasan”.
·         Prefiks meN- yang berubah menjadi men-, meng-, mem-, me-, berfungsi untuk membentuk kata kerja, baik kata kerja transitif maupun intransitif.
·         Prefiks di- yang tetap menjadi di- berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif.
·         Prefiks ke- yang tetap menjadi ke- berfungsi untuk membentuk kata benda dan juga kata bilangan.
·         Prefiks ter- yang tetap menjadi ter- berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif.
·         Prefiks ber- yang berubah menjadi be-, ber- berfungsi untuk membentuk kata-kata yang termasuk ke dalam golongan kata kerja.

C.    Hasil Penelitian
1.      Artikel “Begini Caranya Tetap Langsing Meski Makan Banyak”
a.       Prefiks meN- berubah menjadi men-, meng-, mem-, me-
-          Men+cicip = mencicip                  (mengecap makanan)
-          Meng+ganti = mengganti             (memberi ganti)
-          Mem+bentuk = membentuk         (menjadikan sesuatu)
-          Mem+buat = membuat                 (menciptakan)
-          Me+lawan = melawan                  (menghadapi)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata kerja.

b.      Prefiks ber- berubah menjadi ber- dan be-
-          Ber+olahraga = berolahraga         (melakukan gerak badan)
-          Ber+gaya = bergaya                     (bertenaga, berkekuatan)
-          Be+ragam = beragam                   (banyak ragam)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata kerja.

c.       Prefiks peN- berubah menjadi pe- dan pen-
-          Pe+latih = pelatih                         (orang yang melatih)
-          Pen+tulis = penulis                       (orang yang menulis)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata benda.

d.      Prefiks ter- yang tetap menjadi ter-
-          Ter+utama = terutama                  (paling utama)
-          Ter+lebih = terlebih                      (teristimewa)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata kerja pasif.

e.       Prefiks per- yang tetap menjadi per-
-          Per+minggu = perminggu            (setiap minggu)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata kerja kausatif.

f.       Prefiks se- melekat pada golongan lain dapat berupa kata benda, maupun kata sifat.
-          Se+suatu = sesuatu                      (menyatakan barang)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata sifat.

2.      Artikel “Lima Kiat Usir Kecemasan”
a.       Prefiks meN- berubah menjadi men-, meng-, mem-, me-,
-          Mem+baca = membaca                (melihat dan memahami isi)
-          Men+turun = menurun                 (makin ke bawah)
-          Meng+hirup = menghirup            (menghisap)
-          Me+lambat = melambat               (lebih lambat)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata kerja.

b.      Prefiks di- tetap menjadi di-
-          Di+landa = dilanda                      (mengenai)
-          Di+penuhi = dipenuhi                  (terisi)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata kerja pasif.

c.       Prefiks ke- tetap menjadi ke-
-          Ke+luar = keluar                          (bergerak ke sebelah luar)
-          Ke+dua = kedua                          (nomor dua)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata benda dan bilangan.

d.      Prefiks ter- tetap menjadi ter-
-          Ter+lihat = terlihat                       (dapat dilihat)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata kerja pasif.

e.       Prefiks ber- berubah menjadi be-, ber-
-          Be+berapa = beberapa                 (jumlah tak menentu)
-          Ber+pikir = berpikir                     (menggunakan akal untuk berfikir)
-          Ber+ulang = berulang                  (dilakukan lebih dari satu)
Ø  Pembubuhan prefiks yang diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya yang kemudian membentuk kata kerja pasif.
BAB IV
PENUTUP

A.    Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian, ternyata di dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal edisi Senin, 23 Mei 2016 terdapat beberapa afiksasi khususnya imbuhan awalan (prefiks) dalam setiap paragrafnya. Menurut Richards dalam Putrayasa (2008:5) bahwa afiks merupakan bentuk terikat yang ditambahkan pada awal, akhir atau tengah kata. Dalam pembubuhannya, Robins dalam Putrayasa (2008:7) mengemukakan, afiks dibagi menjadi bermacam-macam seperti prefiks, infiks, dan sufiks. Prefiks (awalan) merupakan afiks yang diletakkan di depan bentuk dasar. Jadi dalam penelitian ini lebih menekankan pada afiksasi dengan pembubuhan awalan (prefiks) dalam artikel pada surat kabar yang menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dan mudah dimengerti oleh pembaca.

B.     Saran
Dari simpulan hasil penelitian di atas maka penulis berharap agar hasil penelitian tentang afiksasi khususnya imbuhan awalan (prefiks) yang penulis paparkan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan juga bisa menambah wawasan kita tentang afiksasi yang terdapat dalam Bahasa Indonesia. Penulis juga mengharapkan motivasi dan partisipasi dari semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sebagai penyempurnaan hasil penelitian penulis.




DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan Junaiyah.2009.Morfologi.Jakarta: PT. Gramedia
Putrayasa, Ida Bagus.2008.kajianmorfologi.Bandung: Refika Aditama


1 komentar: