ANALISIS IMBUHAN PREFIKS PADA ARTIKEL DALAM SURAT KABAR RADAR TEGAL EDISI SENIN 23 MEI 2016
Disusun
untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Kapita Selekta
Dosen pengampu
: Khusnul Khotimah
Disusun
Oleh :
NAMA :
SERLI RIZKI TRIMULYATI
NPM : 1513500073
KELAS : 5D/PBSID
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
DAN
DAERAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PANCASAKTI TEGAL
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sudah
diketahui bahwa untuk memperkaya bentuk gramatikalnya, bahasa Indonesia
menyerap sejumlah kata dasar dan kata bentukan. Bahasa Indonesia juga merupakan
bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran
sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap
kebenaran informasi yang disampaikan, seperti pada saat membaca sebuah artikel
pada surat kabar, pembaca akan mendapatkan berbagai informasi melalui kata-kata
yang disampaikan. Kata-kata yang disampaikan bermacam-macam bentuknya, seperti
kata dasar maupun kata yang sudah mendapat bentukan. Dengan keberagaman kata
tersebut pembaca dapat membedakan satu persatu arti dari kata-kata tersebut,
sehingga informasi yang didapatkan benar adanya. Kata bentukan yang terjadi
disebabkan karena adanya proses afiksasi.
Menurut
Chaer dalam Ma’ruf (2012:3) afiksasi adalah proses pembubuhan
afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar, afiksasi adalah proses penambahan
afiks pada sebuah kata dasar berupa morfem terikat dan dapat ditambahkan pada
awal kata. Imbuhan dalam hal ini berperan untuk menekankan arti yang
sebenarnya, sehingga dalam penyampaian informasi menjadi baik dan benar. Afiksasi
atau pengimbuhan dalam bahasa meliputi pemberian awalan (prefiks), akhiran
(sufiks), sisipan (infiks), imbuhan gabungan (simulfiks), imbuhan terbelah
(konfiks), atau kombinasinya (Arifin dan Junaiyah, 2009:10). Dalam makalah ini,
penulis memilih salah satu bentuk imbuhan untuk menjadi bahan penelitian, yaitu
imbuhan awalan (prefiks) yang berarti imbuhan yang diletakkan di depan bentuk
dasar.
Dengan
demikian, penulis akan membahas mengenai penggunaan imbuhan awalan (prefiks)
dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal edisi Senin, 23 Mei 2016.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Bentuk imbuhan prefiks
apa saja yang terdapat dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal?
2. Apa fungsi penggunaan
imbuhan prefiks yang terdapat dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal?
3. Bagaimana analisis
imbuhan prefiks dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bentuk
imbuhan prefiks yang terdapat dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal.
2. Mengetahui fungsi
penggunaan imbuhan prefiks yang terdapat dalam artike pada surat kabar Radar
Tegal.
3. Mengetahui analisis
imbuhan prefiks dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis,
penelitian ini digunakan untuk memahami bidang kajian morfologi khususnya
mengenai afiksasi.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis,
penelitian dapat memberikan masukan bagi media massa mengenai bentuk-bentuk
afiksasi khususnya imbuhan awalan (prefiks) yang terdapat pada surat kabar.
Dengan pembelajaran penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai pemahaman
sebuah pengimbuhan (afiksasi).
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Afiks dan Afiksasi
Richards dalam
Putrayasa (2008:5) mengemukakan bahwa afiks merupakan bentuk terikat yang ditambahkan
pada awal, akhir atau tengah kata. Ahli lain mengatakan, afiks adalah bentuk
terikat yang jika ditambahkan pada bentuk lain akan mengubah makna
gramatikalnya (Kridalaksana dalam Putrayasa, 2008:5). Maka dapat disimpulkan
bahwa afiks adalah imbuhan yang disisipkan disebuah kata dasar atau bentuk
leksikal penempatannya bisa di awal, di tengah, dan di akhir. Afiks atau
imbuhan di dalam bahasa Indonesia mempunyai peran yang sangat penting kehadiran
imbuhan pada sebuah dasar (kata) dapat mengubah bentuk, fungsi, kategori, dan
makna dasar atau kata yang dilekatinya itu. Misalnya, kata datang (kata dasar) berbeda bentuk, fungsi, kategori, dan maknanya
dari kata kedatangan.
Afiksasi atau
pengimbuhan adalah proses morfologis yang mengubah sebuah leksem menjadi kata
setelah mendapat afiks, yang dalam bahasa kita cukup banyak jumlahnya.
Misalnya, kata membaca berasal dari
leksem baca yang mengalami proses
morfologis afiksasi dengan memperoleh afiks meng-.
Kata dilihat berasal dari leksem lihat yang mengalami proses morfologis
afiksasi dengan memperoleh afiks di-
(Arifin dan Junaiyah, 2009:10). Menurut Yasin dalam Ma’ruf (2012:3) afiksasi
adalah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal
maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata. Dapat disimpulkan afiksasi
merupakan sebuah proses penambahan afiks di dalam kata dasar dan penambahan
afiks tersebut bisa saja menyebabkan pembubuhan pada kata dasar.
B. Jenis-jenis Afiks
Dalam istilah
linguistik, dikenal bermacam-macam afiks dalam proses pembentukan kata.
Pembentukan kata itu menunjukan pertalian antara yang satu dengan yang lain
secara teratur. Dengan kata lain, kata yang mengalami afiksasi mempunyai relasi
makna yang konsisten.
Robins dalam Putrayasa
(2008:7) mengemukakan, afiks dapat dibagi secara formal menjadi tiga kelas
utama sesuai dengan posisi yang didudukinya dalam hubungan dengan morfem dasar.
Jenis-jenis afiks tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Prefiks (awalan), yaitu afiks yang diletakkan di depan
bentuk dasar.
Contohnya: meN-, ber-, ter-, pe-, per-, se-.
2.
Infiks (sisipan), yaitu afiks yang diletakkan di dalam
bentuk dasar.
Contohnya: -el, -er, -em, dan –in-.
3.
Sufiks (akhiran), yaitu afiks yang diletakkan di
belakang bentuk dasar.
Contohnya: -an, -kan, -i.
C. Pembubuhan Prefiks
Menurut Putrayasa
(2008:10) pembubuhan prefiks (awalan) diletakkan di depan bentuk dasar. Adapun
macam-macam bentukan prefiks adalah sebagai berikut:
1.
Prefiks meN-
Dalam pembentukan kata,
prefiks meN- mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kondisi morfem yang
mengikutinya. Prefiks meN- dapat berubah menjadi me-, men-, meny-, meng-,
menge-. Kaidah perubahan meN- tersebut adalah sebagai berikut:
a. Prefiks meN- berubah menjadi meng- jika diikuti oleh bentuk dasar
yang bermula dengan fonem /k/, /g/, /h/,
/kh/, dan semua vokal (a,i,u,e,o). Fonem /k/ mengalami peluluhan.
b. Prefiks meN- berubah menjadi me- jika diikuti oleh bentuk dasar yang
bermula dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/,
/r/, /y/, dan /w/.
c. Prefiks meN- berubah menjadi men- jika diikuti oleh bentuk dasar yang
bermula dengan fonem /d/ dan /t/. Fonem /t/ mengalami peluluhan.
d. Prefiks meN- berubah menjadi mem- jika diikuti oleh bentuk kata dasar
yang bermula dengan fonem /b/, /p/, /f/.
Fonem /p/ mengalami peluluhan.
e. Prefiks meN- berubah menjadi meny- jika diikuti oleh bentuk kata
dasar yang bermula dengan fonem /c/, /j/,
/s/, /sy/. Fonem /s/ mengalami
peluluhan.
f. Prefiks meN- berubah menjadi menge- jika diikuti oleh bentuk dasar
yang bersuku satu.
2. Prefiks peN-
Prefiks peN- mengalami
perubahan bentuk sesuai dengan kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Prefiks
peN- dapat berubah menjadi pe-, pen-,
pem-, peng-, peny-, dan penge-.
Kaidah perubahan bentuk tersebut adalah sebagai berikut:
a. Prefiks peN- berubah menjadi peng- jika diikuti oleh bentuk dasar
yang bermula dengan fonem /k/, /g/, /h/,
/kh/, dan semua vokal (a,i,u,e,o). Fonem /k/ mengalami peluluhan.
b. Prefiks peN- berubah menjadi pe- jika diikuti oleh bentuk dasar yang
bermula dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/,
/ng/, /r/, /y/, dan /w/.
c. Prefiks peN- berubah menjadi pen- jika diikuti oleh bentuk dasar yang
bermula dengan fonem /d/ dan /t/. Fonem /t/ mengalami peluluhan.
d. Prefiks peN- berubah menjadi pem- jika diikuti oleh bentuk kata dasar
yang bermula dengan fonem /b/, /p/, /f/.
Fonem /p/ mengalami peluluhan.
e. Prefiks peN- berubah menjadi peny- jika diikuti oleh bentuk kata
dasar yang bermula dengan fonem /c/, /j/,
/s/. Fonem /s/ mengalami
peluluhan.
f. Prefiks peN- berubah menjadi penge- jika diikuti oleh bentuk dasar
yang bersuku satu.
3.
Prefiks ber-
Prefiks ber- mengalami
perubahan bentuk sesuai dengan kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Prefiks ber- dapat berubah menjadi be-, ber-, dan bel-. Kaidah perubahan bentuk tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Prefiks ber-
berubah menjadi be- jika ditempatkan
pada bentuk dasar yang bermula dengan fonem /r/
atau bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/.
b. Prefiks ber- tidak mengalami perubahan jika
diempatkan pada bentuk dasar yang suku pertamanya tidak bermula dengan fonem /r/ atau suku pertamanya tidak
mengandung /er/.
c. Prefiks ber- berubah menjadi bel- jika diletakkan pada bentuk dasar ajar.
4.
Prefiks ter- dan di-
Prefiks ter- mempunyai
alomorf ter- dan tel-. Bentuk tel- hanya
terjadi pada kata-kata tertentu seperti telanjur dan telentang. Sedangkan
prefiks di- tidak pernah mengalami
perubahan bentuk ketika diletakkan dengan bentuk lain.
5.
Prefiks per-
Prefiks per- sangat
berkaitan erat dengan prefiks ber-. Jika kata kerjanya ber- awalan ber- dan
tidak pernah ditemukan dalam bentuk meN-, kata bendanya menjadi per-.
6.
Prefiks ke-
Prefiks ke- tidak
mengalami perubahan bentuk pada saat digabungkan dengan bentuk dasar. Hal yang
perlu diperhatikan adalah perbedaa antara ke-
sebagai prefiks dan ke- sebagai kata
depan. Ke- sebagai kata depan
kedudukannya sama dengan kata depan di
dan dari. Oleh karena itu, sebagai
kata depan penulisannya dipisahkan.
7.
Prefiks se-
Prefiks se- berasal
dari kata sa yang berarti satu,
tetapi karena tekanan struktur kata, vokal a
dilemahkan menjadi e. Bentuk awalan
se- tidak mengalami perubahan atau variasi bentuk.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan artikel yang sudah penulis teliti,
terutama mengenai pembentukan kata melalui afiksasi khususnya imbuhan awalan
(prefiks). Maka hasil penelitian adalah sebagai berikut:
A. Bentuk Prefiks
Bentuk prefiks yang
penulis temukan dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal edisi Senin, 23 Mei
2016, sebagai berikut:
1.
Pada artikel yang berjudul “Begini Caranya Tetap
Langsing Meski Makan Banyak” telah ditemukan bentukan prefiks yaitu:
·
Prefiks meN-
yang berubah menjadi men-, meng-, mem-,
me-, terdapat pada kata mencicip,
mengganti, membantu, membentuk, melawan,
membuat.
·
Prefiks ber-
yang berubah menjadi ber- dan be-, terdapat pada kata bergaya, berolahraga, beragam, berbagai.
·
Prefiks peN-
yang berubah menjadi pe- dan pen-, terdapat pada kata pelatih, penulis.
·
Prefiks ter-
yang tetap menjadi ter-, terdapat
pada kata terutama, terlebih.
·
Prefiks per-
yang tetap menjadi per-, terdapat
pada kata perminggu.
·
Prefiks se-
yang melekat pada golongan lain dapat berupa kata benda, maupun kata sifat,
terdapat pada kata sesuatu.
2. Pada artikel yang
berjudul “Lima Kiat Usir Kecemasan” telah ditemukan bentukan prefiks yaitu:
·
Prefiks meN-
yang berubah menjadi men-, meng-, mem-,
me-, terdapat pada kata membaca,
menurun, menghirup, melambat.
·
Prefiks di-
yang tetap menjadi di- terdapat pada
kata dilanda, dipenuhi.
·
Prefiks ke-
yang tetap menjadi ke- terdapat pada
kata keluar, kedua.
·
Prefiks ter-
yang tetap menjadi ter- terdapat pada
kata terlihat.
·
Prefiks ber-
yang berubah menjadi be-, ber-
terdapat pada kata beberapa, berpikir,
berulang.
B. Fungsi Penggunaan Prefiks
Fungsi penggunaan
imbuhan awalan (prefiks) yang penulis temukan pada artikel surat kabar Radar
Tegal sebagai berikut:
1.
Artikel yang berjudul “Begini Caranya Tetap Langsing
Meski Makan Banyak”.
·
Prefiks meN-
yang berubah menjadi men-, meng-, mem-,
me-, berfungsi untuk membentuk kata kerja, baik kata kerja transitif maupun
intransitif.
·
Prefiks ber-
yang berubah menjadi ber- dan be-, berfungsi untuk membentuk kata-kata
yang termasuk ke dalam golongan kata kerja.
·
Prefiks peN-
yang berubah menjadi pe- dan pen-, berfungsi untuk membentuk kata
benda.
·
Prefiks ter-
yang tetap menjadi ter-, berfungsi
untuk membentuk kata kerja pasif.
·
Prefiks per-
yang tetap menjadi per-, berfungsi
untuk membentuk kata kerja kausatif.
·
Prefiks se-
melekat pada golongan lain dapat berupa kata benda, maupun kata sifat, yang
berfungsi untuk membentuk kata benda, kata sifat, dan golongan kata lain.
2. Artikel yang berjudul
“Lima Kiat Usir Kecemasan”.
·
Prefiks meN-
yang berubah menjadi men-, meng-, mem-,
me-, berfungsi untuk membentuk kata kerja, baik kata kerja transitif maupun
intransitif.
·
Prefiks di-
yang tetap menjadi di- berfungsi
untuk membentuk kata kerja pasif.
·
Prefiks ke-
yang tetap menjadi ke- berfungsi
untuk membentuk kata benda dan juga kata bilangan.
·
Prefiks ter-
yang tetap menjadi ter- berfungsi
untuk membentuk kata kerja pasif.
·
Prefiks ber-
yang berubah menjadi be-, ber- berfungsi
untuk membentuk kata-kata yang termasuk ke dalam golongan kata kerja.
C. Hasil Penelitian
1. Artikel “Begini Caranya
Tetap Langsing Meski Makan Banyak”
a.
Prefiks meN-
berubah menjadi men-, meng-, mem-, me-
-
Men+cicip = mencicip (mengecap
makanan)
-
Meng+ganti = mengganti (memberi
ganti)
-
Mem+bentuk = membentuk (menjadikan
sesuatu)
-
Mem+buat = membuat (menciptakan)
-
Me+lawan = melawan (menghadapi)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata kerja.
b. Prefiks ber- berubah menjadi ber- dan be-
-
Ber+olahraga = berolahraga (melakukan gerak badan)
-
Ber+gaya = bergaya (bertenaga,
berkekuatan)
-
Be+ragam = beragam (banyak
ragam)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata kerja.
c. Prefiks peN- berubah menjadi pe- dan pen-
-
Pe+latih = pelatih (orang yang melatih)
-
Pen+tulis = penulis (orang yang menulis)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata benda.
d. Prefiks ter- yang tetap menjadi ter-
-
Ter+utama = terutama (paling
utama)
-
Ter+lebih = terlebih (teristimewa)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata kerja pasif.
e. Prefiks per- yang tetap menjadi per-
-
Per+minggu = perminggu (setiap minggu)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata kerja kausatif.
f. Prefiks se- melekat pada golongan lain dapat
berupa kata benda, maupun kata sifat.
-
Se+suatu = sesuatu (menyatakan
barang)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata sifat.
2.
Artikel “Lima Kiat Usir Kecemasan”
a.
Prefiks meN-
berubah menjadi men-, meng-, mem-, me-,
-
Mem+baca = membaca (melihat
dan memahami isi)
-
Men+turun = menurun (makin
ke bawah)
-
Meng+hirup = menghirup (menghisap)
-
Me+lambat = melambat (lebih
lambat)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata kerja.
b.
Prefiks di- tetap
menjadi di-
-
Di+landa = dilanda (mengenai)
-
Di+penuhi = dipenuhi (terisi)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata kerja pasif.
c.
Prefiks ke-
tetap menjadi ke-
-
Ke+luar = keluar (bergerak
ke sebelah luar)
-
Ke+dua = kedua (nomor
dua)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata benda dan bilangan.
d. Prefiks ter- tetap menjadi ter-
-
Ter+lihat = terlihat (dapat
dilihat)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata kerja pasif.
e. Prefiks ber- berubah menjadi be-, ber-
-
Be+berapa = beberapa (jumlah
tak menentu)
-
Ber+pikir = berpikir (menggunakan
akal untuk berfikir)
-
Ber+ulang = berulang (dilakukan
lebih dari satu)
Ø Pembubuhan prefiks yang
diikuti kata dasar akan membentuk sebuah arti yang berbeda dari kata aslinya
yang kemudian membentuk kata kerja pasif.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pada hasil
penelitian, ternyata di dalam artikel pada surat kabar Radar Tegal edisi Senin,
23 Mei 2016 terdapat beberapa afiksasi khususnya imbuhan awalan (prefiks) dalam
setiap paragrafnya. Menurut Richards dalam Putrayasa (2008:5) bahwa afiks
merupakan bentuk terikat yang ditambahkan pada awal, akhir atau tengah kata.
Dalam pembubuhannya, Robins dalam Putrayasa (2008:7) mengemukakan, afiks dibagi
menjadi bermacam-macam seperti prefiks, infiks, dan sufiks. Prefiks (awalan)
merupakan afiks yang diletakkan di depan bentuk dasar. Jadi dalam penelitian
ini lebih menekankan pada afiksasi dengan pembubuhan awalan (prefiks) dalam
artikel pada surat kabar yang menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dan mudah
dimengerti oleh pembaca.
B. Saran
Dari simpulan hasil penelitian di atas maka
penulis berharap agar hasil penelitian tentang afiksasi khususnya imbuhan
awalan (prefiks) yang penulis paparkan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membaca dan juga bisa menambah wawasan kita tentang afiksasi yang terdapat
dalam Bahasa Indonesia. Penulis juga mengharapkan motivasi dan partisipasi dari
semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sebagai penyempurnaan hasil penelitian penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan
Junaiyah.2009.Morfologi.Jakarta: PT.
Gramedia
Ma’ruf,Ibnu.2012.morfologi.http://kelompokmorfologi.blogspot.co.id/2012/24/penerapan-afiksasi-pada-surat-kabar.html.02 Mei 2016
Putrayasa, Ida
Bagus.2008.kajianmorfologi.Bandung:
Refika Aditama
Sangat bermanfaat makalahnya..😊
BalasHapus