Selasa, 21 Juni 2016

pentingnya membaca







Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). Pengertian lain dari membaca adalah suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.

Membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar (Tampubolon, 1987:6). Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang dimilikinya.

Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembahasan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Tarigan, 1984:8).

Harjasujana (1996:4) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal.  Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari arti dari sebuah teks.
Membaca diawali dari struktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa. Dengan kata lain, membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk menginterpretasikan struktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah teks.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan kemampuan kognisi. Kedua kemampuan ini diperlukan untuk memberikan lambang-lambang huruf agar dapat dipahami dan menjadi bermakna bagi pembaca.

materi cerpen



Cerpen (cerita pendek) adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. 


Unsur Intrinsikcerpen
1.      Tema
Adalah ide dasar pengembangan seluruh isi cerita pendek. Tema bersifat general dan umum.
2.      Penokohan
Penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik karya sastra disamping tema, sudut pandang, amanat, alur, dan latar/setting. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Sedangkan tokoh adalah orang/pelaku yang berperan dalam cerita.

Ø  Macam – macam penokohan
Berdasarkan peranannya dalam suatu cerita, tokoh dibedakan menjadi tiga jenis. Jenis – jenis tokoh tersebut antara lain sebagai berikut:
a.       Tokoh Protagonis
Yaitu, tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh protagonis/ tokoh utama yang dibantu tokoh lain yang terlibat dalam cerita. Tokoh jenis ini biasanya berwatak baik, dan menjadi idola pembaca/pendengar.
b.      Tokoh Antagonis
Yaitu, tokoh yang menjadi penentang cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh yang menentang cerita. Tokoh jenis ini berwatak jahat dan dibenci oleh pembaca dan pendengar.
c.       Tokoh Tritagonis
Yaitu, tokoh pembantu/penengah baik untuk tokoh protagonis maupun antagonis.

Ø  Jenis penggambaran tokoh
Untuk menggambarkan sifat atau karakter seorang tokoh pengarang menggunakan dua teknik. Dua teknik tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Teknik analitik
Yaitu, karakter/ sifat tokoh cerita diceritakan secara langsung oleh pengarang.
b.      Teknik dramatik
Yaitu, karakter/ sifat tokoh dikemukakan melalui penggambaran tertentu, misalnya fisik dan perilaku tokoh, lingkungan kehidupan, dialek bahasa,jalan pikiran, dan lewat gambaran tokoh lain. 

1.      Alur (plot)
adalah urutan/jalannya cerita di dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Alur dalam cerpen juga dibagi menjadi alur maju dan alur mundur.
2.      Latar (setting)
mengacu pada tempat terjadinya, suasana, dan waktu di dalam cerita tersebut. Latar memberikan kesan konkret pada suatu cerpen. Ada tiga jenis latar di dalam sebuah cerpen yaitu, latar tempat, waktu, dan suasana.
3.      Sudut pandang pengarang (pont of view)
adalah strategi yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan ceritanya. Sudut pandang bisa menempatkan pengarang sebagai orang pertama, orang kedua, orang ketiga, bahkan orang yang berada di luar cerita.
4.      Gaya bahasa
adalah ciri khas pengarang dalam menyampaikan tulisan seperti penggunaan diksi, majas, dan pemilihan kalimat di dalam cerpennya.
5.      Amanat (moral value)
adalah pesan moral yang bisa dipetik di dalam cerpen tersebut. Di dalam sebuah cerpen, moral tidak disebutkan secara tertulis oleh penulis melainkan tersirat dan tergantung pada pemahaman pembaca akan cerpen tersebut.
                                                                                                          
 

materi pembelajaran puisi



a.      Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang ingin disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa. Puisi merupakan seni tertulis menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya (keindahan). Puisi dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan juga puisi baru.

b.      Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
·         Herman Waluyo: Pengertian puisi menurut herman waluyo adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.
·         Sumardi: Pengertian puisi menurut sumardi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
·         Thomas Carlye: Pengertian puisi menurut thomas carley adalah ungkapan pikiran yang bersifat musikal. 
·         James Reevas: Pengertian puisi menurut James Reevas bahwa arti puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.
·         Pradopo: Pengertian puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan.
·         Herbert Spencer: Pengertian puisi adalah bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan keindahan. 
c.       Unsur-Unsur Puisi 
Unsur-unsur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin puisi antara lain sebagai berikut:

1.      Struktur Fisik Puisi
·         Perwajahan Puisi (Tipografi), adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal tersebut menentukan pemaknaan terhadap puisi.
·         Diksi ialah pemilihat kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-katanya dapat mengungkapkan banyak, hal maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
·         Imaji, yaitu kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi, misalnya penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji terbagi atas tiga yakni imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dialami penyair.
·         Kata Konkret, adalah kata yang memungkinkan memunculkan imaji karena dapat ditangkap indera yang mana kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Seperti kata konkret "salju" dimana melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret "rawa-rawa" melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan dll.
·         Gaya Bahasa, adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif yang menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna. Gaya bahasa disebut dengan majas. Macam-macam majas yaitu metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks
·         Rima/Irama ialah persamaan bunyi puisi dibaik awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup yakni: Onomatope (tiruan terhadap bunyi seperti /ng/ yang memberikan efek magis puisi staudji C. B); Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya; Pengulangan kata/ungkapan ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi. 
2.      Struktur Batin Puisi 
·         Tema/Makna (sense); media pusi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka pusi harus memiliki makna ditipa kata, baris, bait, dan makna keseluruhan.
·         Rasa (Feeling) yaitu sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya akan latar belakang sosial dan psikologi penyair, seperti latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketetapan dalam menyikapi suatu masalah tidak tergantung dari kemampuan penyair memili kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, namun juga dari wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan keperibadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
·         Nada (tone)  adalah sikap penyair terdapat pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema baik dengan nada yang menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca dalam pemecahan masalah, menyerahkan masalah kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
·         Amanat/tujuan maksud (intention) adalah pesan yang akan disampaikan penyair kepada pembaca yang terdapat dalam puisi tersebut. 
d.     Jenis-jenis Puisi
1.     Puisi Lama 
puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut.. 
·         Jumlah kata dalam 1 baris 
·         Jumlah baris dalam 1 bait 
·         Persajakan (rima) 
·         Banyak suku kata di tiap baris
·         Irama

Ø  Ciri-Ciri Puisi Lama
·         Tak diketahui nama pengarangnya. 
·         Penyampaian dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan. 
·         Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya mengenai jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.  
Ø  Jenis-Jenis Puisi Lama 
a. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap mempunyai kekuatan gaip. 
b.Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, yang setiap bait terdiri dari 4 baris, dan di tipa baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan untuk 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri atas pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
c. Seloka adalah pantun yang berkait
d. Talibun adalah pantun genap yang disetiap barusnya terdiri dari 6, 8 ataupun 10 baris
e. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris yang bersajak a-a-a-a dengan berisi nasihat atau cerita.
f. Karmina adalah pantun kilat misalnya pantun tetapi pendek.
g. Gurindam adalah puisi yang mana dari tiap bait terdiri 2 baris, bersajak a-a-a-a dan berisi nasihat.

2.     Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas ddari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-Ciri Puisi Baru
·         Memiliki bentuk yang rapi, simetris
·         Persajakan akhir yang teratur
·         Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
·         Umumnya puisi empat seuntai
·         Di setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
·         Di tiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata
Ø  Jenis-Jenis Puisi Baru - Puisi baru dikatogerikan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:
1. Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya 
a.      Balada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita. Puisi jenis ini terdiri atas tiga (3) bait, yang setiap delapan (8) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu skema berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.
b.      Himne adalah puisi pujaan kepada Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
c.       Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
d.      Ode adalah puisi yang berisi sanjungan untuk orang yang telah berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
e.       Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup. Epigram berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
f.       Elegi adalah puisi yang berisi rata tangis atau kesedihan yang berisi sajak atau lagu dengan mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
g.      Satire adalah puisi yang berisi sindira/kritik. Istilah berisi bahasa latin Sature yang berarti sindiran; kejaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puasa hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim, dsb).

3.      Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya 
a.       Distikon adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari dua baris (puisi dua seuntai).
b.      Terzina adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari tiga baris (puisi tiga seuntai).
c.       Kuatrain adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari empat baris (puisi empat seuntai). 
d.      Kuint adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari lima baris (puisi lima seuntai).
e.       Sektet adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari enam baris (puisi enam seuntai).
f.       Septime adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari tujuh baris (tujuh seuntai).
g.      Oktaf adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
h.      Soneta adalah puisi yang terdiri dari empat belas baris yang terbagi dalam dua, dimana dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing tiga baris.